Salah satu konsekuensi dari ledakan
jumlah penduduk adalah semakin
besarnya volume air limbah
domestik yang harus diolah dan dibuang ke badan air. Kurangnya pengelolaan dan
pembuangan air limbah yang memadai dapat menyebabkan angka
kematian yang tinggi serta dampak buruk lainnya.
Di banyak negara berkembang seperti di
Indonesia, keterbatasan dana
dan
kompetisi dengan sektor pembangunan yang lain mengakibatkan pengelolaan air limbah biasanya menempati prioritas
yang rendah. Kalaupun ada usaha pengelolaan air limbah, banyak negara
berkembang yang
mengelola air limbahnya dengan meniru konsep dan teknologi pengelolaan air limbah dari negara maju namun sangat tidak efektif karena kurangnya
dasar pengetahuan dan penguasaan teknologi. Dalam
pengolahan limbah negara berkembang seharusnya dapat memenuhi kriteria
dari sistem pengelolaan air
limbah yang berkelanjutan antara lain
yaitu mempunyai pengaruh positif terhadap lingkungan, sesuai dengan kondisi
lokal, sistem yang digunakan dapat diterapkan
dan efisien (termasuk untuk
kerja dan keandalannya),
dan terjangkau oleh pihak
yang harus membayar pelayanan (termasuk biaya investasi,
pengoperasian dan pemeliharaan).
agritechhelp.blogspot.com |
Oleh karena itu, teknologi
pengelolaan air limbah yang
dilakukan oleh negara berkembang
adalah dengan menggunakan teknologi yang padat modal
dan tenaga operator
yang terlatih. Meskipun teknologi-teknologi
di negara maju telah terbukti mampu untuk mengolah air
limbah dengan standar yang tinggi, adakalanya teknologi dari negara maju tersebut
tidak bisa langsung diterapkan di negara berkembang, namun perlu modifikasi atau
penyesuaian terlebih dahulu. Dengan penyesuaian
teknologi tersebut akan memberikan
peluang untuk memanfaatkan kembali energi dan nutrien yang terdapat pada air limbah dan penghematan biaya.
Rr.Mutiara Adhi
Sarasati
Mahasiswa Ilmu
dan Teknologi Lingkungan Unair
0 komentar:
Post a Comment